Tiga jam dihabiskan oleh Komisi Musik Liturgi untuk berkumpul, ternyata tetap memerlukan waktu tambahan menyusun lagu-lagu untuk Kebaktian Minggu. Tiga jam membuahkan hasil satu bulan penuh…telah terisi lagu-lagunya… Ada sebuah lagu yang tiba-tiba saya temukan di PKJ, “Damai di Dunia”. Sebuah lagu yang (katanya) belum pernah dinyanyikan di sini. Sebuah lagu yang memiliki lirik mendalam; apabila direnungkan… Pemasmur pernah menyanyikannya di GKI Darmo Satelit dan GKI Bojonegoro tahun 2007. “Let there be peace on earth and let it begin with me… let there be peace on earth, the peace that was meant to be…”
Seberapa sering manusia membicarakan damai? Seberapa sering pula manusia menuntut adanya kedamaian? Namun, apakah di balik itu semua manusia mengerti arti kedamaian? Apa itu kedamaian? Apa itu damai? Apakah selama ini saya sudah menjadi pelaku perdamaian bagi sekitar? Apakah selama ini saya berinisiatif aktif mengupayakan kedamaian? Jangan-jangan selama ini saya bukannya mampu menciptakan kedamaian bagi sekitar, tapi malah menciptakan ke-nggrundel-an bagi sesama… Ah, kok negative thinking terus sama diri sendiri? Tapi… sebenarnya apa yang menjadi panggilanku, Tuhan? Kalau bukan sebagai pelaku terciptanya damai, lalu apa? Boro-boro lingkup dunia… Lingkup sekitarku saja, apakah sudah cukup terasa damai? Kalau ternyata kedamaian yang berhasil tercipta bukan karena aku? Belajarlah darinya (/mereka)… niscaya kedamaian yang berkelanjutan dapat dirasakan oleh semua orang –karena semuanya turut berperan… Damai… dari, oleh, untuk, kita semua…
Madiun, 21 Februari 2011
:Xia Chara:
No comments:
Post a Comment